1. PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
a. Fungsi Kepala Sekolah yang Utama Dalam Administrasi Bimbingan
Kepala sekolah merupakan petugas utama dalam organisasi dan administrasi program bimbingan. Dalam program bimbingan kepala sekolah mempunyai dua fungsi utama :
- Fungsi dalam organisasi bimbingan
Ia harus mengatur program sekolahnya sedemikian rupa sehingga tersedia waktu untuk pelaksanaan berbagai kegiatan bimbingan. Bagaimana bimbingan itu dikorelasikan dengan pekerjaan kelas hendaknya didemontrasikan kapada para guru pada kesempatan pertemuan-pertemuan khusus dengan guru-guru.
- Fungsi dalam administrasi bimbingan
Kepala sekolah harus mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan, seperti mempersiapkan formulir-formulir catatan kumulatif dan daftar pribadi, menyediakan ruang khusus serta perlengkapannya bagi penyuluh dan mengadakan bahan-bahan lain yang diperlukan.
b. Tanggungjawab Pokok Kepala Sekolah Dalam Program Bimbingan
kepala sekolah mempunyai tanggungjawab dalam program bimbingan dan konseling, yaitu :
o Ia harus memimpin guru dalam menambah pengetahuan mereka, terutama mengenai cara-cara memahami tingkah laku murid.
o Kepala sekolah memperkenalkan kepada guru-guru cara-cara menolong murid mencapai pertumbuhan dan perkembangannya yang baik.
Beberapa kebutuhan anak dalam hubungan dengan perkembangan pribadi dan sosialnya adalah :
Ø Kecakapan untuk memecahkan masalah-masalah yang dijumpainya sehari-hari.
Ø Kemampuan dan ketrampilan yang akan menjadikannya seorang warganegara yang cakap.
Ø Kemampuan untuk mengadakan komunikasi.
Ø Ketrampilan dan kebiasaan yang diperlukan agar dapat hidup secara efisien dan sehat.
Ø Mampuan untuk dapat berfikir secara intelegen dan kritis
Ø Sifat-sifat watak yang memungkinkannya dapat hidup secara memuaskan
Ø Kecakapan untuk mengadakan pertimbangan dan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain.
o Kepala Sekolah memimpin bawahannya dalam merencanakan dan menyelenggarakan administrasi program testing dan dalam mengolah serta mempergunakan hasil-hasilnya.
Adapun tujuan dari program testing yaitu :
Ø Membantu murid mahami kemajuan pendidikannya
Ø Membantu guru memahami kemampuan dan kebutuhan muridnya dan membimbingnya dalam memilih bahan-bahan dan cara-cara kerja yang tepat untuk dipergunakan dalam kelasnya.
Ø Memberikan bahan-bahan informasi mengenai kekuatan dan kelemhan kelasnya sebagai suatu keseluruhan.
Ø Memperlengkap orang tua murid dengan bahan-bahan informasi atau data yang akan membantu mereka memahami kebutuhan anak-anaknya.
o Kepala Sekolah mengorganisir Dewan Bimbingan. Seorang guru yang dapat dipilih menjadi anggota Dewan Bimbingan perlu memiliki kwalifikasi sebagai berikut :
Ø Ia harus mempunyai pengetahuan dan pegertian menganai psikologi perkembangan, mental Hygiene, test, dan pukuran.
Ø Ia harus memiliki rasa hormat, simpati, dan pengtian terhadap anak sebagai individu.
Ø Ia harus mempunyai kepribadian yang seimbang dan hendaknya seorang yang dihormati oleh teman-teman gurunya.
Ø Ia harus memiliki pandangan yang tajam dalam mencatat kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah murid, ang terutama berhubungan dengan gangguan penglihatan, pendengaran, sikap dan emosinya.
Ø Ia harus seorang yang gembira dan bersemangat.
o Kepala Sekolah harus mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan administrasi lainnya, yang memungkinkan pelaksanaan program bimbingan dapat berlangsung secara efektif. Ada 4 jalan untuk menjelaskan program bimbingan itu :
Ø Penjelasan kepada murid oleh murid.
Ø Penjelasan kepada staff sekolah oleh staff sekolah.
Ø Penjelasan kepada orang tua oleh orang tua.
Ø Penjelasan kepada masyarakat oleh mesyarakat.
2. PERANAN GURU DALAM BIMBINGAN
a. Guru Sebagai Tokoh Kunci Dalam Bimbingan
Apabila Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam organisasi program bimbingan di seluruh sekolah, maka guru ( termasuk wali kelas ) adalah tokoh kunci dalam kegiatan – kegiatn bimbingan yang sebenarnya di dalam kelas. Guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan murid. Ia banyak mempunyai kesempatan untuk mempelajari murid, mengawasi tingkah laku dan kegiatannya, dan – apabila ia teliti serta menaruh perhatian – ia akan dapat mengetahui sifat-sifat murid, kebutuhannya, minatnya, masalah-masalahnya, dan titik-titik kelemahannya serta kekuatannya.
Maka karena pendidikan dan kedudukanya guru itu berwenang sepenuhnya dan mampu untuk mempelajari dan memahami murid-muridnya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya.
Karena itulah guru merupakan anggota utama diantara petugas-petugas bimbingan. Pada umumnya guru itu berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-masalah, sikap, dan kebutuhan murid-murid, sehingga memudahkan baginya untuk memberin bantuan kepada murid yang memerlukannya. Tetapi meskipun demikian, apabila dikendaki informasi, atau pengaturan yang kusus, maka murid yang bersangkutan perlu didampingi oleh seorang penyuluh ( Conselor ) yang terlatih.
b. Mengetahui Murid Sebagai Individu
Tugas guru dalam bimbingan adalah mengetahu atau mengenal murid. Apabila guru mau berhasil dalam tugasnya sebagai pembimbing maka ia perlu mengetahui kebiasaan-kebiasaan murid dalam belajar dan bekerjanya, dalam bermain dan keadaan kesehatannya, asal-usulnya, teman karibnya, bahkan latar belakang sosial-ekonominya.
Guru yang baik perlu pula mencatat bagaimana hubungan tiap murid dengan teman-teman sekelasnya dan orang-orang lain. Dengan jalan mengadakan observasi, pembicaraan dengan murid dan orang tuanya serta sahabat-sahabatnya, tes sosiometri, mempelajari data mengnai dirinya, memungkinkan guru mengetahui apakah murid itu mempunyai keseimbangan dalam segi-segi sosial, perasaa, dan pendidikannya.
a. Sebab-sebab, Interpretasi dan Perbaikan Tingkah Laku Murid
Pengetahuan mengenai bagaimana guru harus menafsirkan tingkah laku murid yang tepat merupakan salah satu dasar pokok bagaimana pelaksanaan bimbingan yang efektif. Ahli-ahli mental hygiene percaya bahwa guru percaya bahwa guru akan lebih mampu untuk menafsirkan tingkah laku murid, apabila ia memahami gagasan-gagasan yang berikut.
Pertama ialah bahwa pada umumnya perkembangan tingkah laku seseorang dimulai dari sikap ke-aku-annya ( ego – sentries ), untuk kemudian bau menaruh perhatian pada kesejahteraan keseluruh kelompok.
Kedua ialah bahwa perasaan yang tak berdaya pada diri anak selama masa kanak-kanak mengakibatkan timbulnya perasaan harga diri kurang.
Ketiga ialah bahwa setiap individu pada pokoknya membutuhkan rasa kasih sayang.
Keempat ialah bahwa tiap individu megalami pertentangan batin.
Petugas-petugas bimbingan atau guru karenanya perlu memberikan batuan kepada murid, agar ia memiliki kemampuan itu. Mereka harus berusaha pula agar tidak timbul pertentangan-pertentangan baru yang dapat mengakibatkan tibulnya tingkah laku anak yang tidak diiinginkan. Dalam hubungan ini jelas bahwa pribadi guru memgang peranan yang vital dalam bimbingan.
Faktor lain yang perlu juga diperhatikan untuk menghasilkan pekerjaan yang efektif dan disiplin yang baik dari pihak guru ialah sikap yang menunjukan respek atau hormat terhadap individualitas tiap murid dan yang memperlihatkan hasil usaha yang paling baik.
b. Pertemuan guru – Murid
Sewaktu tibul kebutuhan, maka guru perlu mengadakan pertemuan dari hati kehati dengan murid. Pertemuan itu dapat dilaksanakan sebelum sekolah dimulai, pada waktu istirahat atau setelah sekolah usai. Data berharga dapat terkumpul pada pertemuan itu, dan dapat pula diberikan bantuan yang memadai kepada murid-murid yang memerlukan.
c. Pertemuan guru – Orang Tua Murid
Hubungan sekolah-rumah dan sehat dan pelayanan bimbingan yang efektif sering kali dimungkinkan oleh pertemuan-pertemuan antara guru dan orang tua murid. Dimana pertemuan itu membantu guru untuk memahami kebutuhan-kebutuhan, sifat-sifat dan keadaan murid.
Ada dua jenis pertemuan yaitu :
· Pertemuan di rumah
Kujungan ke rumah murid mempunyai nilai yang besar, apabila dilakukan oleh guru yang bijaksana. Usaha ini membuat guru menjadi kenal dengan oarng tua murid serta dapat memperoleh data yang berharga mengenai murid-muridnya, sehingga guru dapat memahami kebutuhan mereka dan membibingnya dengan baik.
· Pertemuan dengan orang tua di sekolah
Pertemuan ini akan memberikan kepada orang tua kesempatan yang baik untuk melihat sekolah, perlengkapannya, petugas-petugasnya, jenis pekerjaan yang sedang dilakukan murid-murid, dam metode yang sedang digunakan dalam proses belajar-mengajar.
3. PERANAN GURU PENYULUH ( COUNSELOR ) DALAM BIMBINGAN
a. Kwalifikasi Dan Pendidikan Guru Penyuluh
Untuk menghadapi kebutuhan dewasa ini seorang guru penyuluh sekurang-kurangnya harus seorang sarjana muda. Ia harus memiliki kwalifikasi yang memungkinkannya untuk dapat melaksanakan tugas penyuluhan dengan berhasil baik. Diantarannya : kecakapan scholastic, minat terhadap pekerjaannya, dan berkepribadian yang baik.
b. Kewajiban Dan Tanggungjawab Guru Penyuluh
Guru penyuluh, yag diharapkan akan memiliki pengatahuan dan pengertian yang lebih lengkap mengenai kepribadian murid-murid serta teknik-teknik diagnostic dan yang memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengadakan wawancara, berkewajiban menhadapi khasus-khasus yang lebih berat. Tetapi meskipun demikian dalam hal-hal yang amat berat ia harus meminta pelayanan tenaga-tenaga ahli, seperti dokter, psikolog, ahli didaktik atau klinik bimbingan yang memiliki perlengkpan yang memadai. Pada umumnya guru penyuluh bertanggungjawab dalam melaksanakan Bimbingan Pendidikan ( Educational Guidance ), dan Bimbingan dalam masalah-masalah pribadi ( Personal Guidance ).
Iapun harus menetapkan kasus-kasus yang perlu mendapatkan perhatiannya dengan segera dengan jalan meneliti catatan-catatan sekolah, mengadakan pertemuan-pertemuan dengan anggota-anggota staff sekolah lainya, melaksanakan observasi yang dilakukannya sendiri dan menggunakan teknik sosiometrik.
· Langkah-langkah yang perlu diamil dalam melaksanakan wawancara dengan counselee
Tiap anak-anak yang akan diwawancarai telah dihadapkan pada suatu masalah yang istimewa bagi dirinya, yang perlu mendapatkan pemecahannya dengan penggunaan suatu teknik tertentu. Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan wawancara dengan counselee ( anak ) :
ü Counselor dengan “ anak dengan masalah “ membuat persiapan untuk wawancara, atau anak tersebut mendapatkan counselor dan mengemukakan kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang dihadapinya.
ü Counselor dengan caranya yang ramah dan bijaksana berusaha mendapatkan kepercayaan anak yang bersangkutan.
ü Counselor memimpin counselee dalam menjelaskan mesalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
ü Sambil mendengarkan dengan baik dan melakukan beberapa catatan, maka counselor mengarahkan pembicaraan anak unutuk mendapatkan berbagai segi yang berhubungan dengan masalah yang dikemukakan serta hal-hal yang mugkin jadi sebab-sebab utama timbulnya masalah itu pada anak.
Thank's Toooo......... :
1. Terimakasih untuk Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunianya buat saya.
2. Thank's buat Ayah N' Bunda......... Aq sayang kalian.....
3. Thank' s Buat smua Guru yang telah membuat perubahan dalam hidupku, hingga aku mengerti tentang arti sebuah kehidupan.
4. Buat temen " BATYR ". Kalian b'arti BGT buat Aq........
5. Thank's toooooo.......... " Peri " penjaga lelah perjalanan Q. Kau penguat setiap jengkal langkah hidupku.......
6. Yang laen yang nggak bisa Aq sebutin satu per satu Thank's BGT..............